<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d11480959\x26blogName\x3d.::+ThE+FiFTh+AvenuE+CaF%26eacute+::.\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://coverspace.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://coverspace.blogspot.com/\x26vt\x3d4156384289423453095', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

.:: ThE FiFTh AvenuE CaFé ::.

                                                      -- since 1984 --

Sunday, September 25, 2005

wutcha think .. huh?

~ Here's a lil' something for u guys to read on .. well, sorry for the language .. hahhaha .. it's in indon .. an article i read from Kompas Online .. tho i think it's a piece of crap written by a somehow, somewhat desperate person .. wakaka ... which led him to thinking this way for an easy escape or, perhaps, a resentment .. hohoho ... neway let me know watcha think alrite .. hehehehehe .. do u think he's right? ... me out now ~ cheers


Jangan Jadi Pengecut

Oleh Samuel Mulia Penulis Mode dan Gaya Hidup

Sudah sejak lama saya berpikir bahwa, secara fisik, keadaan saya biasa-biasa saja. Bahkan saking biasanya—tak ada nilai lebihnya—sampai hari ini saya masih sendiri.

Saya berpikir kalau seseorang memiliki sebuah hubungan, maka makhluk yang terlibat dalam hubungan itu melihat di dalam diri pasangannya itu ada sebuah nilai atau value yang baik, yang patut diperjuangkan, sehingga keduanya memutuskan memulai sebuah hubungan.

Nah, dalam kaitannya dengan saya, maka sampai hari ini belum ada makhluk di dunia ini yang melihat nilai dalam diri saya sehingga hubungan yang saya inginkan belum bisa terlaksana. It takes two to tango, bukan? Sampai tulisan ini Anda baca, saya masih bertango sendirian. Kadang, malah meminjam kekasih teman-teman saya. Untuk ber-tango maksudnya.

Kemudian saya berpikir apakah karena secara fisik saya memang tak setampan Anjasmara, apalagi memiliki tubuh berototnya yang saya lihat dalam foto telanjangnya di sebuah acara TV baru-baru ini. Itu sangat jauh dari saya sehingga lama-lama saya merasa kepercayaan diri menjadi setipis kertas HVS. Sampai suatu hari teman saya keceplosan mengatakan, saya tak punya inner beauty yang kuat.

”Inner beauty”

Kemudian ia menjelaskan soal yang satu ini. Bahwa saya harus bisa menerima keadaan diri saya, saya harus bahagia dahulu dengan diri saya, saya harus punya hubungan yang harmonis dengan siapa pun, dan sebagainya, dan sebagainya. Tentu setelah saya diceramahi panjang lebar, maka di rumah giliran saya merenungkan semua percakapan yang terjadi di Sabtu siang itu, sambil menyantap ayam kung pao dan sayur pokcai dengan tahu.

Setelah perenungan beberapa jam itu sambil memandang langit-langit apartemen dan membuka hati saya sejujur mungkin, saya menyimpukan bahwa saya bahagia. Kalaupun saya merasa kadang kesepian, itu tak mengurangi kebahagiaan saya.

Dengan memiliki kehidupan spiritual yang semakin matang, saya malah sekarang mampu memaafkan siapa pun, saya dikelilingi teman-teman yang memberi semangat dan yang senantiasa membantu saya dan saya bersyukur karenanya. Pekerjaan saya menyenangkan. Keadaan keuangan saya masih memampukan saya untuk jalan-jalan ke luar negeri. Hubungan saya dengan orangtua tak pernah bermasalah meski ada saja ritme turun-naiknya. Saya menerima keadaan diri saya tanpa rasa mengeluh.

Kemudian saya menyimpulkan bahwa semua itu adalah kebahagiaan batin saya dan bukan seperti yang dikatakan teman saya itu, inner beauty. Karena, menurut saya, cantik itu bersifat fisik, dan kebahagiaan jiwa itu bersifat spirit. Kalaupun kebahagiaan jiwa itu diterjemahkan secara puitis dengan kata beauty, itu tetap—menurut saya—bukan sama dengan kecantikan fisik. Jiwa yang bahagia memang memengaruhi keadaan saya secara keseluruhan sehingga orang melihat saya bahagia, tetapi secara fisik saya tetap tidak bertambah ganteng seperti Anjasmara hanya karena jiwa saya bahagia.

Jadilah cantik

  • Saya berpikir, cantik atau tampan adalah sebuah standar fisik, bukan standar jiwa.

Mungkin untuk kita di Indonesia standar cantik itu adalah berkulit putih, rambut panjang, dan wajah supercantik. Jadi sama seperti seorang dokter, standar untuk bisa disebut dokter adalah dengan sekolah di fakultas kedokteran, lulus kuliah, memegang sumpah jabatan, membuka praktik, dan tentunya punya pasien. Itu standarnya.

Kalau melihat pada contoh diri saya, saya tidak memenuhi standar itu. Karena tak terpenuhi, saya tak bisa menyalahkan standar itu dan saya tak bisa dengan mudahnya mengalihkan keadaan tidak mencapai standar itu dengan berbicara ringan bahwa yang penting itu inner beauty.

Saya merasa menjadi seorang pengecut besar untuk mengatakan yang penting itu inner beauty hanya karena saya tak bisa mencapai standar cantik atau tampan. Bahwa orang melihat saya bahagia yang dikarenakan jiwa saya bahagia, itu sah-sah saja. Tetapi, daya tarik fisik saya harus diakui masih di bawah standar. Dan kalau saya bahagia secara jiwa dan itu membuat kepercayaan saya bertambah, kemudian otak saya tiba-tiba berpikir bahkan merasa saya begitu tampannya, alangkah kelirunya, bukan?

Self esteem yang bertambah karena kebahagiaan jiwa seharusnya tak menjadikan saya penipu diri sendiri, tetapi justru memberi keberanian menerima keadaan yang sesungguhnya. Buat saya, saat seseorang bisa menerima siapa dirinya, bahkan mungkin setambun apa pun dia, atau punya kaki seperti kaki meja buatan Jepara dari kayu jati pula, maka itulah yang disebut inner beauty.

Sementara cantik itu sesuatu yang tak ada kaitannya dengan inner beauty. Bahwa si tambun atau si kaki Jepara mau jadi cantik lewat olahraga atau bedah plastik, itu adalah konsekuensinya kalau mau jadi cantik dan tidak tiba-tiba jadi cantik karena kebahagiaan jiwa. Saya selalu menyarankan orang untuk jadi cantik dan tidak hanya omong soal inner beauty melulu.

Sampai hari ini saya masih ber-tango sendiri dan masih meminjam pacar-pacar teman saya untuk berdansa. Itu tak akan membuat saya frustrasi. Satu hal yang akan saya jalani adalah belajar menerima keadaan fisik saya tanpa harus bicara panjang lebar, melakukan pembelaan, menyalahkan standar cantik atau tampan, dengan sebuah kata cliché inner beauty. Bahwa suatu hari saya memutuskan untuk menjalani operasi plastik, Anda akan saya beri tahu.

***

20 Alasan Mengapa Anda Harus Jadi Cantik

1. Karena ada Ari Wibowo. Sekarang ia sedang mencari pembantu rumah tangga, siapa tahu tak lama lagi ia mencari pasangan hidup.

2. Anda akan lebih bahagia.

3. Sepatu Manolo Blahnik dan baju segala merek tersedia semakin banyak.

4. Anda tak perlu mencari pekerjaan sebagai pelawak.

5. Butik Valentino menanti Anda dengan koleksi busananya yang ramping dan seksi.

6. Biyan akan senang hati melihat busana superfemininnya dikenakan di tubuh Anda.

7. Anda menyenangkan banyak mata.

8. Modelling agency menanti Anda.

9. Raam Punjabi menanti Anda.

10. Biro iklan menanti Anda.

11. Mungkin Nia Dinata, Riri Reza, atau Dimas Jayadiningrat juga menanti Anda.

12. Ada Dragon Fly, Blowfish, Parc, Circa, dan berbagai mal tempat Anda bisa menabur pesona.

13. Majalah mode siap memberi sekian halaman untuk Anda sebagai model untuk halaman mode mereka.

14. Karena Anda seorang wanita dan Anda bisa membuat deg-degan wanita lainnya.

15. Paling tidak Tamara Bleszynski punya sparing partner.

16. Ada tinggal pilih mau jadi presenter di stasiun TV yang jumlahnya lebih dari sepuluh.

17. Bisa jadi Peter Saerang dan Rudy Hadisuwarno siap menjadikan rambut Anda senantiasa indah tertata.

18. Karena ada ajang Miss Universe.

19. Karena pemilihan Abang None setiap tahun masih digelar.

20. Bisa jadi Kompas mencari juru bicara yang menawan.*

11 Comments:

Post a Comment

Back to Home